Dialog dengan Jin (Syaikh Abdus Salam Bali)

Screenshot_20200323-204544_1

Semoga Dialog ini bermanfaat bagi kita semua dalam menghadapi hal – hal yang tidak diinginkan baik berawal dari nyata ataupun kasat mata, dialog ini diambil dari sebuah kitab yang berjudul Ruqyah, buah karangan Wahid Abdussalam Bali pakar Dunia Ghaib dari Timur Tengah.

Kita Mulai meskipun terlalu panjang tapi semoga Allah memberi kemudahan bila kita hendak menyampaikan kebenaran yang seharusnya disampaikan kepada Ummat Manusia pada umumnya dan khusus terhadap kaum Muslimin yang Mu’min lagi Ihsan.

Kamis, 22 Sya’ban 1406 H bertepatan 14 Mei 1986 M. Pada malam hari selepas menjalankan shalat Isya, kami mendengarkan majelis pengajian yang berhubungan dengan terapi pengobatan ruhani atau pengobatan Robbani dalam perspektif al-QUr’an dan as-Sunnah. yang disampaikan oleh Syaikh Wahid Abdussalam Bali. Setelah pengajian kami berjalan bersama rombongan termasuk Syaikh Wahid Abdussalam Bali di dalamnya hingga tiba pada sebuah rumah milik saudara yang kami semua mengenalnya, ketika dia melihat kami, terjadilah peristiwa berikut…

Kondisi pertama:
hanya dengan melihat kami, kemarahan saudara kami itu bangkit dan menyela, diapun mengamuk dan berusaha melemparkan dirinya dari atas pagar. tetapi kami semua memegangnya. Lalu dia kembali berusaha untuk melepaskan diri dari dekapan kami, dia memukul – mukul kami dengan tangannya.
Namun setelah meronta – ronta dan memukul ke sana kemari, dia pun terjatuh ke tanah di dekat pagar tersebut . Setelah dia terjatuh, syaikh Wahid Abdussalam Bali maju dan meletakkan tangannnya di atas tubuh saudara kami itu, lantas diapun membcakan ayat – ayat al-Qur’an, hingga bacaannya sampai pada firman Allah surat as-Shafat ayat 8-9.
“Setan – setan itu tidak dapat mendengarkannya (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuruu. untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal”.

belum berlalu dua menit dari bacaan ini, kami dapati tubuh saudara kami ini gemetar dan meronta dengan sangat keras. sementara itu Syaikh terus mengulangi bacaan dua ayat tersebut, hingga kami mendengarkan bunyi yang berbeda dengan suara aslinya. Suara ini berbicara dan berkata,
“Apa yang anda inginkan?”. sampai di sini terjadilah dialog berikut dengan Syaikh Wahid.

DIALOG di PAGAR
Syaikh Wahid memulai dialog ini.
Syaikh Wahid, (+)
“Dengan Nama Allah, siapakah engkauu?”.
yang kesurupan (-)
“Saya Syafiqah…”
+ “Apa agamamu?”
– “Masehi (Kristen)”.
+ “Berapa Umurmu”
– “Umur saya berkisar 22 – 23 tahun. bapak saya lebih mengetahui hal itu”.
+ “Apakah masih ada jin lain selain kamu di dalam tubuh ini?”.
– “Di dalam tubuh ini tidak ada, tetapi bapak saya selalu berjalan di belakang kami untuk menjaga dan membantu saya dari luar tubuh ini”.

Beberapa pertanyaan ini dikemukakan, ketika masih di pagar, Syaikh Wahid menginginkan kami memasuki ruangan tamu, maka dia meminta Syafiqah untuk berdiri dan ikut masuk bersama kami ke dalam ruangan. Dia mengancamnya kalau syafiqah kabur, dia akan menghadirkan bacaan tadi (Ruqyah) dengan iziin Allah, maka syafiqahpun setuju, dia berdiri dan masuk ke dalam ruangan bersama kami.
Saya (seorang saksi bernama Khalid Ahmad Syahatah, seorang guru SMA) menyaksikan kondisi dan peristiwa ini sangat jelad dan dengan mata kepala sendirii.

Setelah memasuki ruang tamu, Syaikh Wahid melanjutkan dialognya bersama safiqah seperi berikut,

Dialog di ruang tamu
(+) Syaikh Wahid bertanya,
“Kapan engkau memasuki tubuh orang ini?”
– “Sejak sepuluh hari yang lalu”.

+ “dimana tempat bersarangmu di tubuh ini?”
– “pada siku (lengannya) yang kiri melalui otak”.

+ ” bagaimana caramu memasuki tubuh ini, dan mengapa?”
– “saya masuk melalui kupingnya, sebab dia dalam keadaan marah kepada ibunya, hingga ibunya memukul wajahnya dengan kayu kecil. sementara saya dan bapak saya berjalan di belakangnnya, kami selalu mengikuti dan mengintainya, kapan waktu yang tepat untk memasukinya, setelah sebelumnya Muhammad Ibrahim keluar dari tubuhnya”.

Muhammad Ibrahim adalah nama sesosok Jin muslim yang sebelumnya menempati tubuh ini, Syaikh Wahid telah berhasil mengusirnya dengan izin Allah. tetapi saya tidak menyaksikan peristiwa ketika Muhammad Ibrahim keluar dari tubuhnya.

+ “Dimana Muhammad Ibrahim sekarang?”
– “Dia tinggal di podium masjid besar yang ada di kawasan Mansyiyyah Abbas”.

+ “Apa yang mencegahmu untuk langsung memasuki tubuh ini setelah Muhammad Ibrahim keluar?”
– “Karena dia senantiasa melakukan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid, dia senantiasa membaca al-Qur’an, senantiasa berdzikir kepada Allah, saya sangat membenci hal tersebuut”.

+ “Apakah kalian membenci shalat, bacaan al-Qur’an dan Dzikir kepada Allah?”.
– “ya, kami sangat membencinya”.

+ “Apakah kalian membenci firman Allah… (al-Hasyr: 21)
“Kalau sekiranya kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk dan terpecah belah disebabkan takut kepada Allah dan perumpamaan – perumpamaan itu kami buat ntuk manusia supaya mereka berfikir”.

Dengan serta merta, Syafiqah berteriak meraung…

+ “Apakah kalian membenci firman Allah .. (ad-Dukhan: 43-46)
“Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa, (ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas”

Maka syafiqah semakin berteriak dan meraung dengan sangat keras.

+ “Apakah kamu sudah menikah?”.
– “saya tidak mau menikah, karena bapak saya tidak memperbolehkannya saya menikah?”.

+ “Kalian tinggal di mana sekarang?”
– “Kami tinggal pada sebuah gereja di Kawasan Sayyid Salim (propinsi Kafur Saikh di Mesir). tetapi akhir – akhir ini gereja ini sedang terancam”.

+ “Apakah kalian menyukai orang – orang Masehi (kristen)?”
– “Ya, kami sangat menyukai mereka”.

+ “Apa yang kalian lakukan jika ada seorang pendeta (pastur) lewat di hadapan kalian?”
– “Kami diam berdiri dan tidak bergera”.

+ “Jika anak yang sakit ini masuk agama kristen dan kami menggantungkan salib padanya, apakah engkau akan menyukainya?”
– “ya, saya akan sangat mencintainya, saya akan menikahinya meskipun bapak saya tidak setuju”.

+ “Apa saja yang telah engkau lakukan terhadapnya selama sepuluh hari ini?”
– “saya membuatnya merokokk dan berhasil membuatnya marah, saya berhasil membuatnya marah dua kali ketika melakukan aktivitasnya di tempat kerja”.

+ “saya mengajakmu masuk Islam dan bersaksi bahwa tiada yang berhak diibadahi selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.
– “Tidak mau, kecuali setelah saya menyiksanya terlebih dahulu, sebab, dia tidak mendengarkan perkataan (syaikh) wahid ketika dia mengatakan, “Jangan marah!”

+ “janganlah kamu menyiksanya, karena kami hanya mengajak kamu untuk masuk Islam agar kamu masuk Surga, kalian memilih masuk surga ataukah neraka?”
– “saya ingin masuk surga”.

+ “Apakah kamu mempunyai hubungan dengan jin Muslim?”
– “tidak, saya tidak berhubungan dengan mereka”.

+ “Siapa nama pendeta (pastur) yang kalian berjalan dibelakangnya?”
– “Saya tidak tahu namanya, sebab bapak saya berpesan kepada saya, tidak penting bagimu untuk mengetahui siapa namanya?”.

+ “Apakah kalian juga menghadiri majelis pengajian bersama kami?”
– “ya, kami menghadirinya di masjid al-mudhifah, tetapi kami berdiri di luar masjid”.

+ “Apakah kalian mengeli orang – orang kristen?”
– “Bapak saya mengeali seorang guru besar kristen namanya ….”.

+ “Adakah jin muslim yang menghadiri majelis pengajian bersama kami?”.
– “Ada lima belas jin muslim yang hadir”.

+ “Apakah kamu mengenali mereka?”
– “Saya tidak mengenali semuanya, tetapi di antara mereka yang hadir adalah Muhammad Ibrahim”.

+ “Apakah kalian menyukai rumah yang di dalamnya terdapat televisi, nyanyian – nyanyian (musik) dan gambar- gambar?”.
– “Ya, kami sangat menyukainya”.

+ “Siapakah orang yang berbicara denganmu sekarang ini?”
– “Anda adalah wahid, bapak saya memberitahukan nama Anda kepada saya”.

+ “Apakah kamu membenci Wahid?”
– “ya saya sangat membencinya, sebab ia selalu membentengi dirinya dengan al-QUr’an”.

+ “Apakah kalian bisa memasuki rumah yang di dalamnya dibacakan al-QUr’an?”
– “kami tidak dapat memasukinya, kami akan lari terbirit – birit ketika mendengarkan al-Qur’an dibacakan”.

+ “sekarang kami menawarkan agar kamu masuk Islam tanpa paksaan”.
– “Tidak, kecuali setelah saya menyiksanya terlebih dahulu, sebab dia tidak mendengarkan perkataan (syaikh) wahid ketika dia mengatakan “jangan marah!”. dia pernah mearah kepada ibunya.”.

+ “bagaimana kondisi ibunya sekarang?”
– “dia sangat tenang di dalam tidurnya, setelah seorang jin kristen bernama yusuf keluar darinya, saya sangat sedih akan hal tersebut”.

+ “masih adakah jin yang menumpang pada diri ibunya?”
– “Tidak ada jin lagi di dalam dirinya, tetapi saya dan bapak saya hendak memasuki dirinya”.

+ “Apakah Allah Maha esa atau bukan?”
– ” Allah Maha Esa”.

+ “Apakah Musa alaihi salam seorang Rasul atau bukan?”
– “ya, dia seorang Rasul”.

+ “Apakah Isa alaihi salam seorang rasul atau bukan?”
– “ya, dia seorang Rasul.

+ “Apakah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam seorang rasul?”
Untuk beberapa saat syafiqah terdiam, lalu dengan suara lirih menjawab,
– “ya, dia seorang Rasul”.

+ “Apakah Isa alaihi salam tidak memberitahukan bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam akan lahir?”
– “Dimana hal itu didapatkan?”

+ “di dalam kitab Injil, apakah kamu tidak membaca kitab injil!”.
– “saya tidak dapat membaca dan menulis, sebab bapak saya tidak pernah mengajari saya”.

+ “Apa tugas bapakmu?”
– “Bapak saya berdiri di samping saya ketika saya memarahi anak ini”.

+ “Apa yang kamu lakukan terhadapnya ketika kamu memarahinya?
– “Saya membuat akalnya buntu dan membuat tulang serta sarafnya terikat kaku, hingga dia memukul siapa saja yang ada di hadapannya”.

+ “sekarang sya menawarkan Islam kepada kamu, sebab dia adlaah jalan menuju Surga”.
– “tidak, kecuali setelah saya menyiksanya dengan membuatnya tidak dapat berbicara selama seminggu penuh”.

+ “kamu mau masuk surga atau neraka?”
– “Saya mau masuk surga”.

+ “Adakah orang yang mencegah kamu untuk masuk Islam?”
– “bapak saya melarang saya masuk Islam, kalau dia setuju, saya akan masuk Islam”.

+ “Panggilah bapakmu, agar kami bisa berbicara”.
setelah itu terdengar suara, (–) apa yang anda inginkan?”.

+ “dengan nama Allah, siapa namamu?
Kami perhatikan suaranya berubah, suara ini agak nyaring.
— “Nama saya Jirjis”

+ “apa agamamu?”
— “Masehi (Kristen)”.

+ “Berapa Umurmu”.
— “Umur saya 45 tahun”.

+ “mengapa kamu menumpang pada tubuh anak ini?”
— “Saya tidak menumpanginya, tetapi anak perempuan saya yang menumpang pada lengan kirinya”.

+ “Apa yang kalian inginkan darinya?”
— “Agar dia meninggalkan sholat, sebab hal tersebut membuat kami sengsara”.

+ “Kami menawarkan Islam kepada putrimu tetapi dia menolak, hingga dia menunggu persetujuan dari kamu. Kami mengajakmu untuk masuk Islam, supaya Anda bisa menjadi bagian dari kami ummat Islam, bagaimana pendapatmu?”
Jirjis diam sejenak, lalu berkata,
— “ya, saya setuju”.

+ “setuju dari dalam hatimuu atau karena ada jin Kristen yang menzhalimimu?”
— “Tidak, murni dari hati saya”.

Syaikh Wahid berkata,
+ “Ikutilah perkataan saya”.
(membaca 2 kalimat syahadat)
“Ini merupakan kalimat syahadat yang benar dan jujur, demi kalimat in ikita mati dan hidup dan dengannya pula kita hendak berjumpa dengan Allah, Ucapan ini keluar dari hati saya, Ya Allah, jika saya jujur, terimalah taubat saya dan bantulah saya untuk beriman kepada-Mua dan jika saya bohong, berikan kekuatan kepada orang – orang beriman untuk menguasai saya”.

Jirjis pun mengulangi kalimat syahadat tersebut secara sempurna, diapun Masuk Islam?”

Syaikh wahid bertanya,
+ “sekarang, kami hendak berbicara dengan syafiqah putrimu”.

Syafiqahpun hadir

Syaikh Wahid bertanya,
+ “Bagaimana pendapatmu tentang Islam?”
– “Saya ingin masuk Islam”.

+ “Ikutilah perkataan Saya,
(Membaca 2 kalimat syahadat)
“Ini merupakan kalimat syahadat yang benar dan jujur, demi kalimat in ikita mati dan hidup dan dengannya pula kita hendak berjumpa dengan Allah, Ucapan ini keluar dari hati saya, Ya Allah, jika saya jujur, terimalah taubat saya dan bantulah saya untuk beriman kepada-Mua dan jika saya bohong, berikan kekuatan kepada orang – orang beriman untuk menguasai saya”.

kemudian syaikh meminta kepadanya agar dia berkenan mendo’akan segenap kaum Muslimin.
Syaikkh Wahid bertanya,
+ “maukah kamu saya bacakan beberapa ayat dari al-Qur’an?”
– “ya, saya mau”.

Syaikh membacakan akhir surah al-Kahfi dan surat al-Ikhlas kepadanya,
– “Saya pernah mendengar surat al-Ikhlas”.

Maha suci Allah, dia sangat suka mendengarkan al-Qur’an, kemudian syaikh Wahid membacakan beberapa ayat dari surat al-ahqaf, dia terus mendengarnya dengan penuh cinta, suka dan keinginan yang sangat dalam kepada al-Qur’an.

Syaikh wahid berkata,
+ “Kami hendak mengubah namamu menjadi fatimah?”
– “ya, saya sangat menyukai nama Fatimah”.

+ “Saya berpesan kepada Anda agar melakukan shalat di masjid serta menghadiri majelis pengajian”.
– “Sekarang saya mencintai kaum Muslimin dan para ahli al-Qur’an”.

+ “Saya mengajak kamu untuk memakai jilbab, bagaimana pendapatmu?”
– “ya, saya akan memakai jilbab, tetapi saya tidak mau memakai niqab (burdah) supaya orang – orang tidak takut kepada saya, karena dengan memakai jilbab orang – orang akan mencintai saya”.

Kemudian fatimah terdiam sejenak, lalu dia bertanya,
– “Apa maksud mu’min dan muslim?”.
+ “Derajat seorang Muslim lebih rendah daripada seorang Mukmin, seorang mukmin adalah orang yang memeluk Islam dengan hatinya serta senantiasa merasakan pengawasan Allah subhanallahu wa ta’ala pada setiap keadaan dan perkataannya”.

-“Kalau begitu, saya inign menjadi jin wanita yang beriman supaya masuk surga, saya akan berjalan bersama kaum Muslimin, saya akan membenci musik, nyanyian dan orang – orang kristen dan tidak akan pergi ke gereja – gereja mereka”.

setelah itu fatimah ingin keluar, tetapi syaikh wahid memintanya beristirahat sejenak, lalu dia memanggil bapaknya supaya berbincang – bincang dengannya sebentar. bapaknya pun datang. Namanya Jirjis, tetapi Syaikh memintanya untuk mengubah nama, maka dia memilih nama Muhammad, dia sangat bahagia dan senang karena diaa dan putrinya masuk Islam. Nama mereka berdua pun dirubah, setelah dia memilih nama Muhammad, terjadilah dialog antara SYaikh wahid dengannya,

Syaikh wahid bertanya,
+ “Apakah kalian ingin mendengar ayat – ayat al-QUr’an?”
— “ya, saya ingin mendengar surat al-Ikhlas”.

Syaikh wahidpun membacakan surat al-Ikhlas kepadanya, seangkan muhammad berdiri ingin mendengarkannya.

+ “Apakah kamu sudah mencintai kaum Muslimin, ataukah masih mmebenci mereka?”.
— “Saya sangat mencintai mereka dan akan menghadiri majelis pengajian yang disampaikan syaikh abdul khalik al-Athhar bersama kalian di kafur Syaikh”.

+ “sebagai jin, apakah kamu dapat berubah – ubah dari bentuk aslimu seperti menjadi binatang manusia dan yang lainnya? warna apakah yang paling kamu suka? apakah kalian mengeluarkan suara ketika di luar tubuh?’
— “Kami tidak dapat menjelma menjadi manusia… tetapi kami dapat menjelma binatang. seperti anjing dan kucing. kami sangat menyukai warna hitam dan kami hanya mengeluarkan suara dari tubuh yang kami tumpangi”.

+ “berapa lama kamu memerlukan waktu untuk pergi ke kafur syaikh dan datang kembali?”
— “Hanya dalam satu menit”.

+ “setelah itu, dimana anda akan tinggal?”
— “saya akan tinggal di masjid bersama Muhammad Ibrahim”.

+ “apakah engkau ingin mempelajari tata cara berwudlu supaya Anda melakukan shalat?”
— “saya sering melihat anak yang ditumpangi ini ketika berwudlu. saya telah mengetahui tata cara berwudlu darinya”.

+ “Kamu harus hadir pada majelis pengajian mingguan bersama kami setiap hari kamis, ajaklah saudara – saudara muslimmu yang lain!”
— “Baiklahh”.

Syaikh wahid berkata,
+ “Berikanlah perjanjian kepada saya supaya kamu keluar, seebelum kamu memberi perjanjian kepada saya, saya mengajak kamu untuk berpuasa, menunaikan haji dan zakat”.

maka Muhammadpun menyetujui hal tersebut, kemudian syaikh wahid membuat perjanjian.

Syaikh Wahid bertanya,
+ “Kondisi apa yang membuat engkau dapat memasuki tubuh manusia?”
— “Yaitu ketika takut, marah dan ketika nafsu syahwatnya bergejolak, saya tidak mengetahui kondisi selain ini”.
— “Kami hendak berjumpa dengan Muhammad Ibrahim sebelum kami keluar”.

Maka Muhammad ibrahimpun datang, lalu dia berbicara dengan suara yang berbeda. terjadilah dialog berikut ini antara Syaikh dengan Muhamad Ibrahim (-+) .

Syaikh bertanya,
+ “bagaimana keadaanmu wahai Muhammad Ibrahim? apakah anda menghadiri Majlis pengajian hari ini?, berapa Jumlah jin Muslim yang menghadiri pengajian bersamamu?”
-+ “Saya baik – baik saja, sekrang saya tinggal di samping podium masjid raya yang besar di kawasan Mansyiyah Abbas. Saya menghadiri majelis pengajian hari ini, ada lima belas jin muslim lain yang hadir bersama saya”.

Diapun menyebutkan nama – nama mereka, kemudian Syaikh wahid juga bertanya kepadanya mengenai pengajian pada malam itu, diapun menjawabnya.

+ “Bagaimana pendapat Anda kalau kami menikahkan anda dengan Fatimah?”
-+ “saya setuju saja, katakanlah kepada bapaknya”.

Maka datanglah bapak Fatimah. dia menyetujui perkawinan Fatimah putrinya dengan Muhammad Ibrahim. dia sendiri yang akan menikahkan putrinya itu. setelah prosesi pernikahan selesai dengan baik dan segala puji hanya bagi Allah, mereka bertiga sepakat untuk tinggal di samping masjid besar di kawsan Mansyiyyah Abbas.

sebelum mereka keluar dari tubuh saudra kami, Syaikh wahid meminta nasihat untuk saudara – saudaranya seagama kepada Muhammad, ayat dari Fatimah maka Muhammad memberi pesan,

“HENDANYA MEREKA MENYEBUT NAMA ALLAH PADA SETIAP KEADAAN, PERKATAAN DAN SETIAP PERBUATAN, HENDAKNYA MEREKA SENANTIASA MEMBACA AL-QUR’AN, MEMELIHARA SHALAT DAN MENJAUHI MUSIK DAN NYANYIAN”.

Kemudian syaikh wahid meminta kepada Muhammad untuk melihat saudara – saudaranya yang duduk di sampingnnya, untuk melihat kalau di antara mereka ada yang dirasuki jin atau tidak?”

berkata anugerah Allah subhanallahu wa ta’ala, tak ada di antara kami yang ditumpangi jin, hanya ada dua orang yang diikuti jin di belakang mereka”.

Kemudian syaikh Wahid mengizinkan mereka keluar. merekpuan mengucapkan salam dan beranajak pergi setelah membuat perjanjian kepada Allah, mereka tideak akan menumpangi tubuh ini lagi dan muslim lainnya.

Semoga nasihat berharga yang disampaikan Muhammad ini menjadi pengalaman nyata dan sangat berkesan yang dapat memberikan manfaat besar kepada kita semua. kita memohon kesehatan dan taufik kepada Allah Subhanallahu wa ta’ala.

(disampaikan oleh saksi mata Khalid Ahmad Syahatah, seorang guru SMA).

 

Copy dari https://ownmarket.wordpress.com/2013/05/28/dialog-dengan-jin-syaikh-abdus-salam-bali/amp/

Hikmah dan pelajaran apa yang dapat Anda petik?

Salah satunya,

Orang normal, sekalipun ahli ruqyah ahli alquran, tidak dapat melihat jin. Maka syaikh meminta Muhammad bapaknya Fathimah agar melihat orang2 yang bersamanya apakah dimasuki jin atau tidak. Jika ada orang yang mengaku bisa melihat jin, maka ia menggunakan mata jin, ada jin di dalam tubuhnya.

 

Tinggalkan komentar